Laskar kecil Dusun Kecil Diatas Bunga (batu menganga) sepenggal kisah SM3T

Laskar kecil Dusun Kecil Diatas Bunga (batu menganga)

dusun Nila di kaki bukit berbatasan langsung dengan Negara Australia


Inilah kisah ku untuk manggapai sebagai seorang guru sejati,dimulai ketika aq mengikuti suatu program dari pemerintah yang bernama SM3T(sarjana mendidik didaerah terdepan, terluar dan tertinggal), program ini membawa ku terbang kesuatu daerah yang bernama NTT yaitu didaerah ende, disana aq ditempatkan didaerah plosok yang bernama NILA dan SD nya bernama SD Katolik LAI NILA, memang daerah nya cukup indah tapi untuk mencapainya butuh perjuangan yang berat, untuk mencapi kesana kita harus naik kapal motor kecil selama hampir 4jm dengan terjangan ombak yang cukup besar,waktu itu hujan lebat aq berangkat dari beta biech sebuah pantai di daerah ende,aq brangkat sekitar jam 2 siang berangkat dengan keberanian menggembara untuk tujuan mencerdaskan anak indonesia tapi ditengah laut gelombang besar menghadang sempat aq berpikir untuk kembali saja,tp tekat sudah bulat tapi pantang menyerah meski air sesekali masuk kapal dengan kepala pusing aq terus kan perjalanan akhirnya sampai ken NILA jam 5,aq tidak tau sama sekali medan disini ternyata setelah mendarat harus loncat dulu kekarang atau batu karena daerah sini tidak ada pasir batu cadas semua sungguh pengalam yang sangat menantang bagiku setelah lompat batu ternyata harus naik bukit dengan kemiringan 45 derajat,aduh betapa capeknya kaki ini,untung td mama bawa makanan dan kita makan dulu sebelum naik,eh iya aq belum kenalkan keluargaku di ende dan di nila, pertama sampai di Ende aq ditaruh ditempat ibu asuh bernama ibu marry de ornae dia memiliki 3 keponakan terdiri dari 2 perempuan dan 1 cowok di juga punya anak tapi tinggal di jawa, dan suaminya sudah meninggal,aku disitu selama 2 hari cukup takut juga disitu karena ibu meri punya 3 ekor anjing yang salah satunya yang aq tau namanya pluto,tapi ibu mery orange baik sekali kepada aku dan teman ku udih, aq tinggal di ibu meri itu dengan temen ku udih,aq sempet berkunjung di sd ibuk meri kepalai yaitu SD 7 ende disana aq dikenalkan guru-guru karena aq sudah tau penempatan tan aq di SD K LAI NILA jadi mereka memberi informasi seperti apa lai nila itu, pada hari jumat tangal 16 waktu ende aq di serah kan kekepala sekolah SDK LAINILA  yang bernama mamah sofie pili orangnya baik sekali pertama ketemuaq lansung disapa dengan logat endenya,orangnya sungguh ramah memang menggambar kan wanita flores asli,aq langsung diajak pergi mamah sofie kerumahnya di ende,tapi menunggu sama mas marsel karena mama sofie tidak bawa kendaraan,setelah aq di bonceng sama mas marsel aq diajak ketemu mamah merri de ornae untuk pamit setelah aku diajak ke rumah ibuk sofie tepatnya dijalan wirajaya setelah itu aq tinggal dengan keluarga ibu sofie sampe keberangkatan ku ke nila disitu aq dikenalin sam keluarga ibu sofi dengan riki anak kedua,edwar anak 3 dan terakhir dengan hipoel yang lucu sekali.
Di sekolah aq ngajar sepeti guru2 yang lain aq pegang kelas 4, tp emang agak susah mengajar disini untuk menghadapi anak2 yang dasar nya keras,kurang disiplin,sering terlambat,banyak dari keluarga tidak mampu, kita harus bicara keras dan  mengulang2 materi sampek2 kadang 3-4 kali,itu juga kadang masih susah apa lagi kalo anaknya pada rame dan gk mau dikasih tau,aq biasany pakek bahasa indonesia untuk ngajar dan kasih tau mereka,tp kadang mereka malah jawabnya pakek bahasa daerah/bahasa Lio,yah aq jd gak tau mereka omong apa?tp aq coba belajar mengerti bahasa mereka,,,
Lama-lama asik juga ngajar mereka banyak keseruan, jiwa sosial mereka sangat tinggi untuk membantu sesama dan guru,kadang waktu makan siang mereka saling berbagi bekal dengan teman,hari kamis itu di SD K LAINILA aq ada kegiatan membawa makanan daerah/makanan selain nasi/penganti nasi,mereka pada bawa ubi yang diparut atau disini sebut ubi ndota,terus ada yang bawa ubi gaplek rebus (ubi yang dikeringkan terus direbus) dimakan dengan daun pepaya atau orang disini sebutnya “Ngeta”,ada satu anak yang membawa makan yang namanya “bola dunia”,aneh emang mungkin karena bentuknya ya yang besar seperti bola atau mereka pingin lihat bola dunia dan bisa dimakan dengan temen banyak,bola dunia itu terbuat dari pisang kepok yang direbus dan dititi/ditumbuk dicampur nio/kelapa yang diparut terus dibuat bola2 yang besar sebesar kepalan tangan orang dewasa jadi seperti bola dunia emang bulat tp gk rata seperti bulan,mereka saling berbagi betapa indah nya berbagi antar sesama. Apa negara indonesia bisa seperti ini anak-anak ini? saling berbagi, tidak rakus dan tidak mementingkan egoisnya masing-masing?,,,

Tepatnya di dusun Nila, kecamatan ndona, kabupaten Ende diadakan acara adat menyambut musim tanam. Sebenarnya acara adat ini sudah lewat masanya akan tetapi baru bisa dilaksanakan karena ada perbaikan rumah adat tempat dilaksanakannya kegiatan acara adat ini. Biasanya acara adat menyambut musim tanam dilaksanakan bulan Oktober. Kampung Nila merupakan salah satu kampung adat di wilayah kecamatan Ndona. Di setiap kampung adat memiliki tuan tanah atau biasa dipanggil dengan sebutan “Mosalaki”.
Suasana senang, bahagia, dan takut menyelimutiku saat harus melakukan ritual dalam serangkaian acara adat ini. Karena selama ini aku belum pernah mengalami saat-saat yang seperti ini. Memakai pakaian adat layaknya orang kampung, berjalan kaki sampai di kampung adat, mengikuti acara perayaan, masuk ke rumah adat, bertemu mosalaki, seolah aku kembali ke zaman nenek kakekku saat di jawa (ya meskipun hanya dengar cerita dari beliau). Rasa takutku muncul ketika tiba di rumah adat adalah saat di mana mama asuhku bilang kalau di sini tidak boleh sembarangan melakukan aktivitas, termasuk mengambil gambar. Bisa-bisa nyawaku yang jadi taruhannya.
Kabar baik setelah pulang dari kampung adat adalah ketika mama asuhku bilang “orang luar (luar pulau flores, termasuk orang jawa dan lainnya) yang pertama kali datang ke sini kemudian masuk ke rumah adat nantinya akan memiliki masa depan yang cerah dan menjanjikan”. Aku tidak tahu apakah itu benar atau tidak, yang jelas kalimat itulah yang membuatku termotivasi untuk bangkit kembali melaksanakan tugas dan kewajibanku di sini sebagai salah satu peserta SM-3T.

Ini adalah sepenggal ceritaku di awal aku baru pertama kalinya keluar pulau jawa dengan melaksanakan tugas sebagai seorang guru, meskipun hanya sebatas guru bantu.
Laskar kecil Dusun Kecil Diatas Bunga (batu menganga) sepenggal kisah SM3T Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Unknown

Posting Komentar